Friday, May 19, 2017

[[DB]] Chapter Three



[Enter Post Title Here]


Hello readers yang setia menunggu ku (makasih 😂😂 aku cium yak 😘😘😘)
Iam back!!! Terima kasih yang sudah vote dan koment, aku bangga karena masih ada yang ngarep kalau cerita gajeku ini tetap ingin dilanjut.
Btw,... Sorry selama ini ngilang karena memang lagi malas, dan kehilangan ide
😂😂
Dan mohon maaf kalau yang ini nggak nyambung sama episode sebelumnya
😂😂😂
Pokoknya thanks
😂😂😂
Silahkan dibaca lagi....
*abaikan,... Gue emang gila
😂😂😂*
~~~~~Happy Reading~~~~~
Selamat menikmati
   (0.0)_(0.0)_(0.0)_(0.0)_(0.0)_(0.0)_
Tanpa ku sadari, kini kami telah berada di ruang tamu di rumahku. Aku sedikit kebingungan, kulihat dia masih diam mematung tanpa gerak apapun, dan kulihat juga ada kak izar dan bunda yang sedang menonton televisi di ruang tamu.
Tetapi aneh nya, gambar di telivisi itu tidak bergerak sama sekali. Kulihat jam dinding (yang berada tepat diatas televisi itu) detiknya tidak berjalan.
"Akhirnya kamu menguasainya juga dek." ucap Kak Izar yang secara tiba tiba hingga membuatku kaget.
"Ah kak Izar mah... Ngagetin aja." jawabku sebal
"Sejak kapan kamu bisa melakukan ini dek." tanya bunda
"Melakukan apa bun? Bunda sama kak izar mah bikin bingung." kujawab pertanyaan bunda dengan pertanyaan
"Melakukan Teleportasi Time Pause lah dek, apalagi coba." sewot kak izar
Ku cerna sedikit ucapan kak izar, Teleportasi... Time.... Pause.... Sejenak aku langsung teringat sama seseorang, tapi entah siapa yah... Kupikir sejenak, dan akhirnya teringat juga. Cewek yang tadi bersama ku dihutan.
"Woy dek, jangan melamum terus woy, ini kembalikan seperti semula. Kasihan tuh si cewek yang ada di belakang kamu." ucap kak izar
"Emangnya cara mengembalikan nya gimana kak?"tanya ku
"Gampang, adek tutup aja mata adek, terus adek bayangkan hal yang indah." ucap bunda
"Oke deh, ta... Tapi kalau gagal gimana." jawabku dengan ragu
"Jangan menyerah jika belum mencoba dek," ucap bunda, "iya dek, semangat." sambung kak Izar
Segera ku tutup mataku, ku bayangkan satu hal yang indah, terbayang di otak ku sebuah gambaran pantai yang indah, angin segar menerpa diriku. Namun ketika ku sedang menikmati angin tersebut, tiba tiba ombak besar menimpaku dan menyeretku menuju tengah laut.
Aku yang sudah terbiasa berenang, tapi tidak dengan saat ini. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, aku terseret hingga aku tenggelam. Perlahan dan perlahan pandangan ku menjadi gelap. Dan aku berada di sebuah ruangan kosong yang gelap.
Kutengok kanan dan kiri, tak ada seorang pun yang ada disini. Kucoba menelusuri tempat ini dalam gelap, dan tak sengaja ku menabrak sesuatu.
Ku raba benda tersebut, ku kira benda itu adalah sebuah peti kotak, ku raba raba hingga akhirnya aku menemukan  sebuah benda yang ku kira itu adalah tongkat besi, ku coba untuk mengangkatnya.
Disaat ku ingin mencoba membukanya tiba tiba ruangan yang gelap ini menjadi terang, anehnya ruangan ini penuh dengan batu permata yang warna warni. Dan muncul lah seorang memakai jubah hitam yang panjang. Dia membawa sebuah buku yang besar dan membawa sebuah batu permata sebanyak 20 buah yang dia masukkan dalam kantong. Diberikan kedua barang tersebut kepadaku, dengan ketakutan ku menerimanya, saat ku menerimanya orang itu berkata kepadaku.
"Jagalah barang ini wahai anakku, kau akan mengerti apa sebenarnya ini. Dan kau akan mendapatkan hal tersebut saat tiba waktunya."
"Ka.. Kamu siapa?" tanyaku dengan gemeteran
"Kau akan tau suatu saat nanti, titipka salam ku kepada ibu dan kakakmu." lanjutnya.
Tiba tiba muncul 6 orang yang bertubuh besar memakai jubah warna merah mau menyerang kami, mereka membawa sebuah senjata yang menurutku sangat aneh bentuknya. Tiba tiba orang berjubah hitam itu menyuruhku agar ku pergi, namun aku bingung. Akan kemana aku pergi, dengan perasaan yang bercampur aduk, kuputuskan untuk berlari ke sudut ruangan ini.
Kulihat orang berjubah hitam itu dikeroyok oleh gerombolan orang berjubah merah. Mereka dengan kompak mengarahkan senjata mereka kepada orang berjubah hitam, tiba tiba keluar sebuah cahaya berwarna merah. Kudengar suara orang berjubah hitam berteriak kepadaku "Pergilah wahai anakku. Jangan biarkan mereka mendapatkan apa yang kamu miliki. Dunia ini akan hancur jika apa yang kamu pegang dapat dimiliki oleh mereka."
Aku yang sedang bingung hanya bisa berfikir dengan ketakutan, tiba tiba orang berjubah hitam itu hilang tersedot oleh gumpalan asap yang mucul diantara senjata senjata orang berjubah merah.
Mereka pun langsung menuju kepadaku,... Aku hanya bisa teriak ketakutan. Salah satu dari mereka mengangkatku dengan paksa hingga aku melayang di udara. Dicekiknya leherku, tanpa ku sadari mereka sudah mengarahkan semua senjata mereka kepadaku, dengan keadaan mereka melingkariku.
Dijatuhkannya aku dari genggaman salah satu dari mereka, tiba tiba muncul sebuah lubang hitam dati atas kepala ku. Lubang itu menghisap semua apa yang ada di ruangan ini. Kantong yang tadinya aku pegang kini telah jatuh, aku tak bisa melakukan apapun lagi,.. Perasaan sakit yang sungguh tak tertahan.
Kantong yang tadi jatuh mengeluarkan cahaya yang berwarna. Dan warna itu keluar semua dari dalam kantong, aku yang sudah tidak kuat berdiri, kini aku roboh. Namun saat ku akan jatuh ketanah, warna warna yang kuyakini berasal dari permata permata itu mengelilingiku dan terus berputar. Benda itu merasuk kedalam tubuhku dan diiringi dengan sebuah rasa aneh yang merasuk dalam jiwaku.
Saat ku sadar tiba tiba sekelilingku seluruh bangunan nya hancur. Kulihat kini ku telah berada di tempat ku pertama muncul, kudengar suara ombak air laut yang damai. Saat ku sedang menikmati indahnya tempat ini aku mulai tersadar bahwa kak Izar dan bunda sedang menungguku. Langsung saja kuputuskan untuk kembali ke dunia sekarang -dunia alam kesadaran-
[[Ferent POV]]
"Ah dimana ini?" Rintih ku
"Akhirnya bangun juga kamu dek. Kakak khawatir sama kamu." Jawab kak izar
"Berapa lama adek tidur kak?" Tanyaku kepo
"Ee... berapa ya? Sebentar...." ucap kak Izar sambil menghitung. "Seminggu dek"
"A-apa? Nggak mungkin kak." Jawabku
"Nggak percaya yaudah." Timbalnya
"Nah masalahnya ini dimana kak? Kok tempatnya aneh gini? Serba gelap." Tanyaku dengan nada bingung.
"E-e-ehh nggak ada dimana mana kok d-dek." Ucap kak Izar gelagepan.
Kenapa gelagapan tuh Kak Izar,... hmmm aneh banget perilaku kak Izar, kulihat kanan kiri ruangan ini, terlihat sangat aneh.
Aneh... memang sangat aneh. Ruangan dengan luas yang seluas lapangan basket ini penuh dengan barang barang yang tidak aku ketahui yang ditaruh di tepi ruangan. Tapi biarlah aku tidak peduli, yang aku pedulikan sekarang perutku sedang ingin memangsa.
"Kak pulang ah, ini dimana coba. Aneh banget, adik lapar." Keluhku dengan manja dan kemudian aku berjalan ke arah pintu yang ada disudut ruangan ini.
"E-eh, dek jangan dibuka." Teriak kak izar dibelakang ku. Saat ku coba melihat kak Izar, dia menghilang di belakangku. Ku coba menghadap ke pintu lagi tiba-tiba kak Izar ada di sana.
"Nah kok kak Izar ada disana, bukannya tadi ada di sana?" Tanyaku bigung sambil menunjuk tempatku sadar tadi.
"Ini rahasia dek, belum waktunya kamu tahu, maafin kakak harus ngelakuin ini." Ucap kak Izar sambil mengankat tangan nya menutup muka ku
"Maksud ka-" belum sempat ku bertanya balik tiba tiba keadaan menjadi gelap.
****
Kruuuyuuuk....kruuuyuuukk
Terdengar sebuah bunyi yang entah datang dari perutku, entah kenapa ini perut serasa belum terisi selama seminggu. Yah karena memang kata kak Izar aku telah terlelap selama seminggu ini
Aku berjalan menuju kamar kak Izar untuk mengambil makanan camilan di peti ice milik kak izar. Biasanya kak izar menyimpan banyak camilan disana seperti manisan buah nangka, salak, jeruk —maklum dia kan Fruitarian—
Ku ketok pintu kamarnya sekali namun tak ada balasan, aku coba ketok lagi untuk kedua kalinya tak ada balasan lagi. Karena kesabaran aku udah diambang batas —Eeaaa— aku memegang pegangan pintu dan belum sempat ku memutarnya, aku sudah tersetrum dan terpental menjauh dari kamar dan jatuh dibawah.
Kak Izar pun keluar dari kamarnya
[[ Author POV ]]
"Dek kamu nggak apa?" Ucap Izar kepada adeknya yang sedang jatuh dan berlari kearahnya. Ia merasa bersalah karena dampak energi nya bisa menyetrum adek kandung nya, apakah mungkin itu karena adek kandungnya telah dikunci otaknya. Ia pun merasa bingung sendiri hingga adeknya menegurnya
"Nggak kak, jan melamun kak. Itu pintunya-"
"Itu pintu sedang-"
"Sedang apa kak? Kok nyetrum."
"Itu pintu sedang terkena radiasi listrik dek."
"Owh, kirain sedang apa." Jawab Ferent dengan senyum manisnya. Ferent pun langsung kembali menuju kamarnya, bahkan ia sampai lupa kalau tujuan nya adalah mencari cemilan untuk mengisi perutnya yang sudah serasa seminggu tak terisi.
Sesampainya ia dikamar, ia memutuskan untuk tidur karena kebetulan matahari sudah tenggelam 2 jam yang lalu. Saat Ferent sedang pingsan tadi.
Ketika Ferent ingin tidur, ia harus mematikan lampu kamarnya agar ia bisa melihat bintang bintang yang terlihat jelas diatas atap kamar Ferent yang terbuat dari kaca.
Saat asik memandang bintang, Ferent pun tertidur pulas karena kelelahan entah mungkin karena sudah seminggu energinya tidak tercukupi.
Di kamarnya Ferent telah tertidur pulas, berbeda dengan Bunda dan Kakaknya yang sedang bingung karena kepikiran akan sosok anak kecil 10 tahun tersebut yang bisa pingsan sampai seminggu dan kenapa anak 10 tahun tersebut bisa tersetrum oleh energi yang dihasilkan oleh Si Kakaknya tersebut.
"Bun, si adek kok bisa kena setrum tadi?"
"Setrum dimana Zar?"
"Di kamar kakak, saat adek mau buka pintu."
"Eh iya kok bisa gitu ya. Jangan jangan kekuatan nya hilang karena otaknya kamu kunci."
"Oh iya bun, mungkin saja bun. Tapi kapan adek bisa pulih bun?"
"Akan ada saatnya kekuatan adek kamu akan pulih sepenuhnya. Namun dengan pulihnya kekutan miliknya juga akan berbahaya jika tidak bisa ia kontrol."
#Bersambung
~~~Sekian dan Terimakasih~~~
Mohon maaf jika cerita aku gaje...
😂😂😂
Aku emang garing kok orang nya
😂😂😂
*kriiik kriiik*
Hahahah,.... Btw thanks ya yang udah mau baca walau ceritanya ancur kayak kelakuan orang nya
😂😂😂😂
Sekali lagi terima kasih :D
Salam @nRay_kun


Thursday, May 18, 2017

[[DB]] Chapter Two



Maaf  guys,... chapter 2 ini berbeda jauh dengan apa yang pertama kali kalian baca.
Dan ini lah yang baru...
Mohon maaf yah,... biarpun gak ada yang ngeVote aku akan tetap lanjutin ini cerita (walaupun jelek).
Ah sudahlah,... lagian aku bicara sama siapa ...
Yasudah lah... yang masih mau baca Happy Reading
~~~~~!Selamat Membaca!~~~~~

**sesampainya di hutan**

[[Ferent POV]]

Akhirnya sampai juga, capek banget aku jalan kaki dari rumah sampai sini (kira kira 500 meter dari rumah ku). Andaikan saja aku punya kekuatan untuk terbang atau kekuatan teleportasi, pasti lebih greget kayaknya Hahahaha

Eh iya dimana sih buah nya, kok aku cari cari gak ada. Perasaan tadi aku kesini tujuan nya bukan untuk mencari buah deh, tapi tadi aku bilangnya sama bunda mau cari buah durhaka banget kan ya kalau aku bohong sama bunda. Daripada aku dianggap bohong terhadap bunda dan akan menddapat banyak dosa, mendingan aku mencari buah saja dah. Aku pun jalan sambil lihat-lihat pohon disekitar, dan aku pun menemukan sebuah pohon durian yang tinggi banget.

Aku berencana untuk memanjat itu pohon untuk mengambil 3 buah kebetulan diatas ada banyak jumlahnya, namun aku gak sempat menghitungnya dan aku pun langsung memanjat pohon tersebut meskipun aku masih berumur 10 tahun, namun aku juga jago panjat pohon lho.. bahkan aku sudah terbiasa diatas pohon kelapa yang jika dilihat sebetulnya tinggi banget.

Setelah aku naik keatas, akupun memetik tiga buah durian tersebut dan aku jatuhkan buah itu kebawah ya iyalah, masak keatas. Dan aku pun langsung turun dari pohon itu.

Ketika aku turun dari pohon, aku berencana untuk langsung pulang, aku sudah mengambil langkah kearah jalan pulang. Dan ketika aku telah maju 6 langkah dari pohon tersebut menuju earah jalan pulang, aku mendengar ada seorang cewek pramuka aku tahu dia cewek pramuka karena dia pakai baju pramuka yang tengah berteriak-teriak. Aku pun terdiam dan menengok kebelakang sambil melihat lihat sekitar.

Aku pun mengabaikannya dan segera pergi lagi, ketika aku berjalan aku mendengar suara teriakan yang tadi lagi. Aku pun merasa kebingungan, dan aku berusaha mencari sumber suara teriakan tersebut. Aku berjalan menuju ke utara aku masih menghadap ke Timur dan semakin dekat,... semakin dekat,...keadaan serasa aneh,.. semakin dekat....dan
"Woooaaahhhh," teriak kami berdua. "Setan!!!" Lagi lagi kami berdua berteriak secara bersamaan.

Akupun menatap dia dan begitu sebaliknya dengan dia, dia masih menutup matanya karena ketakutan. Aku bilang kepadanya "Enak aja, masak gua ganteng ganteng gini dibilang Setan," dia membuka mata nya dan menatap kearahku sambil membalas ucapanku tadi. "Salah siapa ngagetin, kaget banget gua.”
"Gua juga kaget kale, bukan cuma elo. Btw elo ngapain teriak teriak."
"Hehehe, kita impas dong. Oh iya, gua teriak teriak karna gua ditinggal teman gua, eh lebih tepatnya musuh gua."
"Kok bisa nya,... eh btw, kamu mau ikut ke rumahku nggak. Jangan berfikir negatif yah... "
"Eh nggak perlu dah" jawab nya, tiba tiba perutnya berbunyi karena tanda ia kelaparan.
"Nah tu, perut lo bunyi. Lo lapar kan pasti... mampir aja ke rumah gua, dirumah banyak makanan."
"Nggak perlu dah, ngerepotin. Lagian gua pengen pulang ke perkemahan, tapi gua gak tahu harus jalan kemana."
"Nah maka dari itu, lo ikut gua kerumah... ntar biar abang gua yang anterin lo."
"Iya deh, tapi janji yah gak ngapa ngapain."
"Yaelah, gua masih kecil kali, ngapain gua kayak gitu," akupun berjalan menuju kearah jalan pulang kerumah. "Eh ayuk, katanya mau ikut"
"Iya terima kasih -__- " dia pun mengikutiku.

Disepanjang perjalanan kami hanya beradu diam, gak ada satupun yang memulai percakapan diantara kami. Dipertengaham jalan, aku mendengar keluhannya bahwa ia merasa kecapekan meskipun ia hanya mengatakannya dengan sangat lirih.
"Masih lama gak yah,... capek nih." lirihnya sambil mengelus kakinya yang tertutup oleh rok yang panjang.
"Baru setengah perjalan,.. mau gua gendong??" Ucapku yang diiringi dengan kekagetannya.
"Eh!!..... kok lu bisa denger yang gua bicarakan." Ucapnya kaget.
"Bisa lah,.. nggak ada yang gak gua bisa. Hahahaha" Balasku dengan diiringi tawaan kecil.
"Coba buktikan!! Lo jatuhkan buah jeruk diatas gua tanpa elo menyentuhnya." Tantangnya
"Oke, lo tunggu aja." Jawabku yang sedikit merasa kebingungan. Akupun hanya bisa membatin dihati "Waduh,... gimana ini, gua gak bisa..."
Aku hanya memandang jeruk diatas cewek itu dengan mengharapkanya agar jatuh, tiba tiba... BRUK!!!! . Jeruk itu terjatuh dan menimpa kepala cewek pramuka tadi.
"Eh,.. apa apaan ini. Kenapa elo jatuhin ke kepala gua."
"Eh,. Enggak enggak..." sewotku.
"Ah boong luh!!" Dia sewot lagi.
"Ah terserah elu dah." Jawabku mengalah karena aku sudah tidak ingin melanjutkan perdebatan lagi.

Akupun hanya merasa bingung dengan kejadian tadi, aku mencoba terus berfikir, mungkin itu hanya suatu kebetulan.
"Eh, coba elu Teleportasi kita deh ke rumah elu." Ucapnya dengan nada mengejek ala menggoda
"Gak mungkin, hal semacam itu hanya mustahil." Jawabku dengan sewot.
"Ah elu gak pernah lihat film??" Tanya dia
"Gak pernah, itu hanya fiksi."
Dia hanya terkekeh kecil, "Tapi itu ada yang menceritakan hal nyata." Lanjutnya
"Ah gak peduli." Jawabku secara langsung.
"Coba aja lu lakukan."
"Okeh gua lakukan, biar elu bahagia."
"Yaudah lakukan."
"Gimana caranya, gua aja gak tahu."
"Yah,... mungkin elu bayangin kek tempat kemana elu mau Teleportasi, atau... elu baca mantra deh."
"Mantra apaan,... gak percaya gua sama mantra."
"Yah,.. kan cuma percobaan."
"Yaudah,... mantra nya apa coba."
"Mungkin,... Demi kerang ajaib... bawalah kami ke tempat yang ingin kami kunjungi.... itu kayaknya."
"Oke gua coba, gua akan bayangin tempat dirumah gua."
"Bagus,... gua tutup mata dulu yah."
"Terserah elo."

Akupun membayangkan sebuah tempat yang berada dirumahku, lebih tepatnya kubayangkan sebuah ruang tamu yang disana sedang ada kehadiran Bunda dan Kak Izar yang sedang menonton acara televisi. Dan akupun ditegur agar langsung membacakan mantra atau sebuah puji-pujian.
"Gua baca mantra sekarang kah? ... " Tanyaku kepada cewek itu.
"Ya terserah elu sih... tapi lebih baiknya sekarang deh." Jawab nya sedikit kesal.
"Oke sekarang,... Demi kerang ajaib,... bawalah kami ke tempat yang ingin kami kunjungi..."

Tiba tiba,... suasana dihutan menjadi dingin, angin yang datang menerpa rambut indah ku, cahaya matahari yang menyinari berubah menjadi gelap, pohon pohon disekitar menghilang semua entah kemana, aku hanya diam kebingungan dan menahan rasa pusing yang tiba tiba datang kepada ku, ku tutup mata ku beberapa saat hingga akhirnya aku membuka mataku disaat yang sama dengan berhentinya pusing kepala dan dingin nya angin.
Tanpa ku sadari, kini kami telah berada di ruang tamu di rumahku. Aku sedikit kebingungan, kulihat dia masih diam mematung tanpa gerak apapun, dan kulihat juga ada kak izar dan bunda yang sedang menonton televisi di ruang tamu.
Tetapi aneh nya, gambar di telivisi itu tidak bergerak sama sekali. Kulihat jam dinding yang berada tepat diatas televisi itu detiknya tidak berjalan.
~~Thanks All For Your Reading~~
THANKS ALL, KARENA SUDAH MAU MEMBACA CERITA GAK JELAS SAYA.
SEMOGA KALIAN TIDAK BOSAN BOSAN, SARAN DAN KRITIK KALIAN SANGAT SAYA BUTUHKAN. VOTE KALIAN JUGA SANGAT BERARTI BAGI SAYA *Puppy Eyes*
TERIMA KASIH :D :)